PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TENTANG SENAM ASAM URAT PADA LANSIA
di
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
MULIA I CIPAYUNG
DI SUSUN OLEH:
MAHASISWA TINGKAT III
AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
TAHUN 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang
studi : keperawatan gerontik
Pokok
bahasan : senam asam urat
Sasaran
: semua lansia
peserta senam
Tempat
: lapangan panti
sosial tresna werdha budi mulia I cipayung
Hari/tanggal
: selasa 22 maret 2016
Waktu
: 40
menit
I.
LATAR BELAKANG
Gout merupakan suatu masalah
kesehatan yang cukup dominan di berbagai negara, baik di negara-negara maju
maupun di negara-negara berkembang, meskipun angka prevalensi goutdi dunia
secara global belum tercatat. Prevalensi gout kira-kira 2,6-47,2% yang bervariasi
pada berbagai populasi, sedangkan prevalensi gout juga bervariasi
1-15,3%(Hidayat, 2009).
Saat ini, diseluruh dunia jumlah
lansia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan
diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Secara Demografi,
menurut sensus penduduk tahun 1980 di Indonesia terdapat 5,3 juta orang (4,3%)
yang berusia 60 tahun keatas. Pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%,
meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya
angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, serta
meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Bandiyah, 2009).
Adanya
keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah
kondisi tersebut (Ulliya, dkk, 2009). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat
menurunkan aktivitas fisik (physical activity), sehingga akan mempengaruhi
lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of
daily living atau ADL) (Ulliya dkk., 2009). Memelihara kesehatan untuk hidup
yang tidak bergantung dengan orang lain besar kemungkinan harus memprioritaskan
kekuatan otot (Broman dkk 2006).
Pada lansia
akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
terjadi. Keadaan ini menyebabkan munculnya penyakit degeneratif yang
merupakan penumpukan distorsi metabolik dan struktural (Darmojo dan Martono,
2009).
Menua adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak tahan terhadap jejas, termasuk infeksi. Pada
orang lanjut usia, terdapat kemunduran organ tubuh seperti otot, tulang,
jantung, dan pembuluh darah, serta sistem saraf yang mengakibatkan orang tua
mengalami penurunan keseimbangan. Senam lansia khususnya senam asam urat yang
akan dilakukan merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut karena Senam lansia akan menambah
penguatan otot, daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, sehingga
sistem muskuloskeletal yang menurun dapat diperbaiki. Selain itu senam lansia
bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung dan paru (Herawati dan
Wahyuni, 2004)
Berdassarkan
hasil pengkajian yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I
cipayung didapatkan hasil lansia sekitar 50% mengalami keterbatasan gerak oleh
karena itu kelompok mahasiswa yang berada di cipayung memilih untuk melakukan
senam asam urat bersama.
II.
Tujuan
1.
Tujuan instruksional umum
Setelah di
berikan pendidikan kesehatan selama 40 menit diharapkan klien dapat memahami
dan mengetahui serta mampu melakukan senam asam urat.
2.
Tujuan
instruksional khusus
Setelah diberikan penjelasan selama
40 menit diharapkan sasaran dapat
a.
Dapat menyebutkan manfaat senam asam urat
b.
Dapat menyebutkan langkah-langkah senam asam urat
c.
Dapat mendemonstrasikan senam asam urat
III.
Penatalaksanaan
a.
Jadwal
kegiatan
No
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan peserta
|
Metode
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan
a.
Memberikan salam
b.
Memperkenalkan diri
c.
Menjelaskan tujuan penyuluhan
d.
Menjelaskan waktu
|
Menjawab salam dan mendengarkan
|
Ceramah
|
2.
|
30 menit
|
Pelaksanaan
a.
Menjelaskan tentang senam asam urat
b.
Menjelaskan prinsip-prinsip senam asam urat
c.
Mendemonstrasikan senam asam urat
|
Mendengar dan mendemonstrasikan
|
Tanya jawab dan demonstrasi
|
3.
|
5 menit
|
Terminasi
a.
Melakukan evaluasi kegiatan
b.
Memberikan kesempatan untuk bertanya
c.
Menutup kegiatan dan menyimpulkan
|
Menjawab dan bertanya
|
Tanya jawab
|
b.
Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan
1)
Laptop
2)
Wareless
c.
Metode
1)
Ceramah
2)
Tanya jawab
3)
Demonstrasi
d.
Materi
Adapun materi yang akan disampaikan:
1)
Pengertian asam urat
2)
Fase penyakit asam urat
3)
Tanda penyakit asam urat
4)
Penyebab asam urat
5)
Bahaya asam
urat penyakit asam urat
6)
Senam asam urat
MATERI PENYULUHAN
I.
Konsep penyakit
A. Pengertian
Asam urat merupakan zat sisa dari
pemecahan purin yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi sel. Kadar asam
urat normal adalah 2,4-5,7 mg/dl pada wanita dan 3,7-7 mg/dl pada pria.
Normalnya, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama
dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan
buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui
ginjal, feses, atau keringan (Sustrani, 2004). Secara umum asam urat adalah
sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Purin
sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari
tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin jugadihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu (Hidayat, 2007).
Penyakit asam urat atau dalam
bahasa inggris gout atau penyakit pirai. Gout atau pirai adalah peradangan yang
banyak dirasakan pada persendian otot atau urat dalam tubuh. Penyakit asam urat
sangat erat kaitannya dengan meningakatnya kadar asam urat dalam darah.
Penyakit asam urat ini banyak dialami oleh pria dibandingkan wanita, karena
dalam hal ini wanita mempunyai hormon esterogen yang snagat tinggi yang
berfungsi sebagai salah satu hormon yang membantu pembuangan kadar usam urat
yang terlampau tinggi melalui pembuangan air seni.Penyakit asam urat mempunyai
beberapa fase yaitu:
1. Fase
Asimtomatik
Merupakan fase awal.Bila dirasakan kadar asam urat
meningkat namun tidak menimbulkan gejala yang signifikan, hanya merasakn encok
pada pinggang yang menyebabkan tekanan darah tinggi atau sakit pada bagian
punggung.
2.
Fase Akut
Dalam fase akut ini biasanya kadar asam urat naik
secara tiba-tiba dan dirasakan pada malam hari menjelang pagi. Biasanya
pada fase ini penderita asam urat akan merasakan rasa nyeri yang begitu hebat
pada bagian ibu jari kaki, namun akan hilang secara perlahan dan dengan sendirinya
dalam waktu 2 minggu.
3.
Fase Intekritikal
Merupakan masa bebas dari gejala sakit diantara dua
serangan gout akut. Banyak penderita yang mengalami serangan kedua dalam 6
bulan sampai 2 tahun. Serangan yang tertunda tersebut dapat terjadi karena
tidak diobati secara terus – menerus.
4.
Fase Kronis
Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan
menjadi kronis. Pada kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus –
menerus serta terdapat timbunan kristal asam urat yang banyak didalam jaringan
lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan rendo, timbunan asam urat
tersebut membentuk tofus.adapun radang kronik dan endapan asam urat, membuat
persendian susah digerakan.
B. Gejala Asam
urat
Beberapa gejala asam urat yang biasa dialami oleh
penderita penyakit asam urat:
1.
Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada
waktu malam hari biasanya persendian terasa nyeri.
2.
Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.
3.
Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian,
linu, ngilu, kesemutan, membengkak dan meradang berwarna kemerahan.
4.
Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti
jari tangan, jari kaki, pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.
5.
Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami
sakit saat mengalami pergerakan.
C. Penyebab
asam urat
1.
Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan
atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain
disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
2.
Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses
penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia
diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam
urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan
polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus
jugabisa menyebabkan asam urat.
D. Bahaya
penyakit asam urat
1.
Bahaya Penyakit Asam Urat Pada Jantung
Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan
angka kematian yang disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan pembuluh
darah. Pada pasien dengan hiperurikemia dan hipertensi terdapat meningkatnya
risiko 3-5 kali timbulnya penyakit jantung koroner dan strok dibandingkan
dengan yang hanya menderita hipertensi.Hiperurikemia juga berhubungan dengan
sindroma metabolik (sindroma X) atau resistensi insulin, yaitu kumpulan
kelainan-kelainan dengan kadar insulin yang meningkat di dalam darah,
hipertensi, kadar trigliserida darah yang meningkat dan kadar lemak ‘baik’
(HDL-cholesterol) yang rendah yang semuanya sering menyebabkan penyakit jantung
koroner.
- Bahaya Penyakit Asam Urat Pada Ginjal
Penderita hiperurikemia mempunyai
risiko menderita batu asam urat di dalam perjalanan penyakitnya. Kurangnya
pengeluaran asam urat melalui air seni bukan saja meningkatkan pembentukan batu
asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium oksalat.Pembentukan batu asam urat
ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman air seni dan tingginya kadar
asam urat di dalam air seni, sedangkan disisi lain bahwa adanya zat sitrat dan
glikosaminoglikan dapat menghambat pembentukan batu tersebut. Selain daripada
kadar asam urat yang tinggi di dalam urine, faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi pembentukan batu asam urat berupa volume air seni yang lebih
sedikit.Adanya batu asam urat menyebabkan peninggian tekanan di dalam ginjal
dan penekanan pembuluh-pembuluh darah yang menyebabkan bertambah tebalnya
dinding pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke ginjal dengan akibat
kerusakan pada ginjal seperti ginjal mengecil, ginjal bengkak, ginjal bocor,
gagal ginjal dll.
E.
Senam asam urat
Senam yang
dapat dilakukan pada lansia yang menderita asm urat antara lain adalah senam
ergonomis.
Senam ergonomis
itu sendiri merupakan suatu teknik senam untuk mengembalikan atau membetulkan
posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah. Senam ergonomis juga
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem
keringat, sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran (asam urat, kolesterol, gula
darah, asam laktat, kristal oxalate), sistem konversi karbohidrat, sistem
pembuatan elektrolit dalam darah, sistem kesegaran tubuh dan sistem kekebalan tubuh dari energi negatif/virus,
sistem pembuangan energi negatif dari dalam tubuh. Gerakan yang terkandung
dalam senam ergonomis merupakan gerakan yang sangat efektif, efisien, dan logis
karena rangkaian gerakannya merupakan rangkaian gerakan sholat yang dilakukan
manusia sejak dulu sampai saat ini (Sagiran. 2012).
Awali setiap gerakan senam dengan menarik napas, gunakan teknik napas dada,
yaitu saat menarik napas perut dikecilkan dan dada dibusungkan. Tujuan gerakan
ini ialah agar rongga dada dapat berkembang optimal dan paru-paru dapat lebih
banyak menghimpun udara. Melakukan senam ergonomik secara rutin, minimal selama
dua minggu, akan melatih tubuh untuk melakukan gerakan fisik. Berikut ini
penjelasan mengenai teknik senam ergonomic adalah:
1.
Teknik ke satu
Berdiri
tegak dengan dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin kemudian rasakan
keluar dan masuknya udara dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala, jari
kaki jinjit.

2.
Teknik ke dua
Dari posisi
berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks, tahan napas sambil membungkukkan
badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada pergelangan
kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai terasa
tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu dengan rileks dan
perlahan.

3. Teknik ke tiga
Menarik
napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan badan ke depan dan dua
tangan bertumpu pada paha. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
membungkuk, pantat jangan sampai menungging.

4. Teknik ke empat
Posisi Duduk
Perkasa dengan dua tangan menggenggam pergelangan kaki, menarik napas dalam
(napas dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa
tertarik/teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan hal
itu secara rileks dan perlahan.

5. Teknik ke lima
Posisi kaki
duduk pembakaran dilanjutkan berbaring pasrah. Punggung menyentuh lantai/alas,
dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut
mengecil. Apabila tidak mampu menekuk kaki, maka kaki bisa diposisikan pada
keadaan lurus.

6. Teknik ke enam
Gerakan
putaran energi inti diawali dengan duduk simpuh dengan punggung kaki sebagai
alas. Dua lengan lurus ke depan, lalu pergelangan tangan diputar mulai dari
depan dada sampai atas kepala, wajah menengadah melihat putaran tangan,
kemudian putar pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran. Saat
putaran berakhir, menghirup napas dan ditahan. Dua lengan digerakan ke belakang
melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan telapak tangan menghadap
ke atas. Badan membungkuk ke depan, kemudian wajah ditengadahkan sampai terasa
darah (gerakan energi) berjalan dari punggung ke wajah (wajah tampak
kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas dihembuskan perlahan (rileks) tidak
menghentak.

Daftar Pustaka
Bandiyah, S.2009.Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik, Jogjakarta : Nuha Medika
,price, Sylvia A. Dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Jakarta : EGC
Sustrani,
Lanny, dkk. 2004. Asam Urat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka